Semoga Ini menjadi penyemangat untuk terus belajar mendidik dan menginspirasi, Sekolah Alternatif Gratis Depok

Menjadi juara pertama Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) Se-Jawa Barat.. dan Mendapatkan penghargaan dari GUbernur Jawa Barat Bapak Ahmad Heryawan ( AHER ) 2012. Semoga ini menjadikan kakak2 tutor lebih bersemangat, kreatif dan inovatif dalam mengembangkan pendidikan berbasis masyarakat terpinggirkan dalam hal pendidikannya dan menjadi solusi dalam rangka memunculkan insan2 yang produktif.

Gambar

 

BELAJAR, MENDIDIK DAN MENGINSPIRASI

Siswi MASTER Juara satu Lomba Manga di J-FEST SMKN1 Cibinong

Tidak harus dari kalangan keluarga berada untuk menjadi juara.. Alhamdulillah.. Namanya kak Sumayah warga belajar Setara SMA ini berhasil menjadi juara satu lomba melukis Manga di SMKN 1 Cibinong.. Aku iseng buat nyamperin kak Sum ( Sumayah ).. emang kakak perempuan yang satu ini punya karakter berbeda dari teman2 lainnya bahkan ada cerita lucu berdasarkan penuturan kak Sum 🙂 .. sempat guru mengomel2inya waktu dia masih SMP di Subang lalu dengan perasaan tanpa bersalah justeru dengan santainya gurunya kak sumayah digambar langsung dalam lembaran kertas.. sontak guru tersebut makin geram dan menahan emosi tapi dia cuek dan ceria selalu seperti anak2 yang begitu polosnya..hehe #dasar kak Sum..

Gambar

 

Hasil Coretan tangan Kak Sumaya ^_^


Kak Sumayah Juga berbagi tips lewat video ( Hmm.. dasar kakak, tangan kanan lukis tangan kiri pegang kamera video handphone…hehehe)

[youtube=https://www.youtube.com/watch?v=z1k2f5qzBpU]

Imposible is nothing ( adidas )… dari Sekolah Master ke Kampus UNSOED kemudian Merajut mimpi masuk program ke Luar Negeri

Tidak rugi memiliki impian.. kalian tinggal berdoa, fokus, istiqomah kemudian tawakal.. Bismillah… Insya Allah.. :::  membaca status Facebook salah satu kakak tutor Master :::
======Gambar

Pic. Yuda, Muar Dody

depoknews.com | Dengan sarana dan prasarana sekolah yang serba terbatas, Muhammad Muar lulusan SMA masjid terminal (Master) Depok ini berhasil masuk Perguruan Tinggi Negeri (PTN) Universitas Negeri Jenderal Soedirman (Unsoed), selain itu dirinya bercita-cita ingin menjadi menteri Keuangan.

“Saya ingin menjadi menteri keuangan karena terinspirasi dengan Sri Mulyani,” katanya kepada depoknews baru – baru ini di Depok

Pria kelahiran Depok, 30 Agustus 1992 pengagum pakar ekonom terkenal Sri Mulyani. Muar adalah salah satu dari sekian banyak lulusan Sekolah Master yang berhasil masuk PTN ternama di Indonesia, disamping banyak juga lulusan yang berhasil dapat beasiswa ke luar negeri.

Ia masuk sekolah Master semenjak kelas 3 SMP,  lantaran tak mampu membiayai sekolah hingga lulus  SMP sebelumnya. Selama masa sekolah di master Muar sambil berjualan koran.

Menurutnya  diawal masuk sekolah, dirinya merasa kaget dengan kondisi karena harus duduk dilantai dan lingkungan yang keras karena berdampingan dengan terminal.

“Awalnya saya kaget juga dengan kondisi sekolah disini, duduknya dilantai dan lingkunganya juga berbeda,” katanya.

Namun dengan modal semangat dan tekun serta mengikuti arahan para pembimbing dan tak lupa untuk rajin beribadah serta berdoa maka dengan kondisi sekolah yang serba terbatas itu tidak menghalanginya untuk meraih prestasi sehingga bisa masuk di PTN sekaligus mendapatkan beasiswa.

Apa yang di alami serta prestasi yang di raih Muhammad Muar tidak beda jauh dengan kawan karibya, Dodi Dores, pria kelahiran Subang, 25 November 1991 yang masuk sekolah Master sejak kelas 1 SMP dan lulus SMA tahun 2010.

Ia berhasil masuk Universitas Indonesia pada Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya dengan program S1 Sastra Rusia, dan juga berkeinginan  melanjutkan studinya untuk program S2 di Rusia atau Jerman.

Dodi bercita-cita ingin menjadi pengusaha, selama masa belajar ia punya kiat tersendiri dengan cara proaktif minta bimbingan guru-guru diluar waktu jam belajar mengajar serta banyak membaca buku dan tak lupa untaian doa selau dipanjatkan kepadaNya.

Hal yang tak jauh beda dengan Yudho, dirinya juga berhasil tembus ke PTN UNJ, namun karena tawaran masuk di LP3I dengan sarana beasiswa akhirnya yudho memilih kuliah di LP3I.

(Mujiran/dn)

Kontainer peti kemas menjadikan sekolahku warna-warni ceria.. Padahal Sekolah Gratis Loh :)…. Terimakasih Tupperware !!!

Pemimpin Dari Kelas Peti Kemas

Peti kemas yang biasanya berwarna kusam itu telah berubah menjadi ruang kelas yang bersahabat. Dinding luar dilukis dengan gaya mural, yang menggambarkan motivasi dan impian bagi anak-anak. Pelatarannya ditanami tumbuh-tumbuhan berbagai jenis, sehingga suasananya menjadi asri, yang sekaligus menjadi komitmen Tupperware untuk turut menciptakan bumi yang hijau. Di bagian dalam, sepasang potret Presiden dan Wakil Presiden RI dipajang mengapit gambar burung Garuda. Di sisi lain dinding, ditempel berbagai poster pelajaran seperti bilangan dan gambar bagian tubuh.

Pada tanggal 21 November lalu, kelas-kelas yang dibangun dari delapan unit peti kemas itu diserahkan PT Tupperware Indonesia kepada Sekolah Masjid Terminal (MASTER), sekolahku bersiswakan anak dhuafa, anak putus sekolah, anak rawan turun ke jalan, anak-anak yang beraktifitas du jalan dan anak-anak telantar yang berada di Depok, Jawa Barat, dalam acara Tupperware Indonesia Volunteer Day 2012 dengan tema: One Day to Make a Difference (Satu Hari Ciptakan Perubahan-red).

Donasi diserahkan Nining W. Pernama, Managing Director Tupperware Indonesia, kepada Pimpinan Sekolah MASTER, Nurrochim. Acara penyerahan donasi ini didampingi Walikota Depok Dr. Ir. H. Nur Mahmudi Ismail. “Atas nama pemerintah Kota Depok, kami mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang mendukung Yayasan Bina Insan Mandiri atau Sekolah MASTER dalam berbagai aspek. Peti kemas yang dibangun menjadi ruang-ruang kelas bantuan Tupperware Indonesia, semoga tidak hanya menjadikan satu hari untuk menciptakan perubahan, tapi mampu menginspirasi anak didik sekolah MASTER untuk setiap hari menciptakan perubahan,” ucap Nur Mahmudi.

warna-warni-sekolah-master-1

Donasi Tupperware: delapan peti kemas menjadi delapan ruang kelas

Saat menerima bantuan, Nurrohim berkali-kali mengucapkan terima kasih dan syukur yang mendalam. “Ini adalah bantuan yang luar biasa. Anak-anak kini bisa lebih dekat mencapai cita-citanya, karena ruang belajarnya tidak lagi bocor bila hujan, lantai dan dindingnya bersih, bahkan lebih nyaman karena disediakan kipas angin dan berbagai sarana pendukung belajar lain,” kata Nurrochim yang disambut tepuk tangan oleh anak-anak didiknya. Selain bantuan ruang kelas dari peti kemas, Tupperware Indonesia juga menyerahkan 1.000 tas sekolah kepada 1.000 siswa SD, SMP, SMA yang menimba ilmu di sekolah tersebut.

Selain itu, untuk mengisi kegiatan sehari di sana, sebanyak 48 karyawan atau sekitar separuh dari seluruh karyawan PT Tupperware Indonesia juga ikut mendonasikan bantuan berupa pengalaman dan pengetahuan, yang dibagikan kepada anak didik Sekolah MASTER. Begitu pentingnya acara ini, Distributor dan Sales Force PT Putra Anditya Perkasa Depok pun tak tinggal diam. Bila pada Volunteer Day tahun lalu diikuti 6 relawan, tahun ini ditambah menjadi 14 orang.

tupperware sekolah master depok

Mewakili 1.000 anak yang menerima donasi 1.000 tas sekolah Tupperware

Selain pendidikan, kesehatan juga menjadi hal penting. Sebanyak 500 warga yang terdiri dari ibu-ibu dan anak-anak yang tinggal disekitar lokasi pun mendapat pemeriksaan kesehatan yang dilakukan Yayasan Obor Berkat Indonesia. “Anak-anak ini merupakan masa depan Indonesia, yang harus mendapat pendidikan dan kesehatan yang memadai,” kata Nining.

Dengan tubuh yang sehat, belajar pun menjadi lebih bersemangat. Kelak, pemimpin negeri ini bisa saja lahir dari kelas yang disulap dari peti kemas. (NS,NM,DP)